Setiap
makhluk hidup akan bereproduksi untuk kelangsungan jenisnya. Demikian
juga dengan manusia, mengalami reproduksi untuk kelangsungan hidupnya.
Pertambahan jumlah manusia melalui proses reproduksi. Agar proses reproduksi
dapat berlangsung dengan baik haruslah didukung dengan struktur organ
reproduksi dan proses fisiologis yang sempurna. Apa yang terjadi andaikata
struktur organ reproduksi tersebut tidak sempurna? Apa yang terjadi jika proses
fisiologisnya juga tidak sempurna? Pada bab ini kamu akan mempelajari struktur
alat reproduksi manusia dan gangguan yang dapat terjadi. Ikutilah Kegiatan
Penyelidikan berikut untuk melihat upaya-upaya manusia menjaga kesehatan
reproduksi dan perawatan balita yang ada di sekitar kita.
A.
Sistem Reproduksi pada Manusia
1.
Organ Reproduksi pada Pria
Organ
reproduksi pria mempunyai dua fungsi reproduksi, yaitu produksi sel kelamin dan
pelepasan sel-sel ke saluran sel kelamin wanita. Organ reproduksi pria terdiri
atas empat bagian utama, yaitu testis, vas defferens, kantong sperma, dan
penis.
- Testis
Testis
berjumlah sepasang dan berbentuk bulat telur. Testis tersimpan dalam suatu
kantong yang disebut skrotum atau kantong buah zakar. Testis berfungsi
sebagai tempat pembentukan sel sperma dan hormon kelamin (testosteron).
- Vas deferens
Vas
defferens merupakan saluran yang menghubungkan testis dan kantong sperma. Vas
defferens berjumlah sepasang. Bagian ujungnya terletak di dalam kelenjar
prostat.
Vesikula
seminalis berjumlah sepasang dan terletak di atas dan di bawah kantung kemih.
Vesikula seminalis menghasilkan 60% dari volume total cairan. Cairan dari
vesikula seminalis berwarna jernih, kental, berlendir, mengandung asam amino
dan fruktosa. Cairan ini berfungsi untuk memberi makan pada sperma. Selain itu
vesikula seminalis juga mengekskresikan prostaglandin yang berfungsi membuat
otot uterin berkontraksi untuk mendorong semen mencapai uterus.
- Penis
Di
dalam penis terdapat uretra yang berfungsi sebagai saluran urine dan saluran
sperma.
2.
Organ Reproduksi pada Wanita
Organ
reproduksi seorang wanita terdiri atas ovarium (indung telur), oviduk/tuba
fallopi (saluran telur), dan vagina.
- Ovarium
Ovarium
berjumlah sepasang dan berfungsi menghasilkan sel telur (ovum). Ovarium
terletak di rongga perut tepatnya di daerah pinggang kiri dan kanan. Ovarium
diselubungi oleh kapsul pelindung dan mengandung beberapa folikel. Setiap
folikel mengandung satu sel telur. Folikel merupakan struktur, seperti
bulatan-bulatan yang mengelilingi oosit dan berfungsi menyediakan makanan dan
melindungi perkembangan sel telur.
Sel
telur yang telah masak akan lepas dari ovarium. Peristiwa itu disebut ovulasi.
Selain menghasilkan sel telur, ovarium juga berfungsi menghasilkan hormon
estrogen dan progesteron.
- Oviduk
Oviduk
berjumlah sepasang dan berfungsi menggerakkan ovum ke arah rahim dengan gerakan
peristaltik. Ujungnya berbentuk corong berjumbai-jumbai (fimbrae). Fimbrae
berfungsi untuk menangkap ovum yang dilepaskan oleh ovarium. Pembuahan sel
telur oleh sperma terjadi pada oviduk, selanjutnya ovum yang telah dibuahi
bergerak ke rahim (uterus).
Rahim
merupakan tempat pertumbuhan dan perkembangan embrio hingga dilahirkan. Rahim
manusia bertipe simpleks, artinya hanya mempunyai satu ruangan. Pada wanita
yang belum pernah melahirkan, biasanya rahim berukuran panjang 7 cm dan lebar 4
cm. Rahim bagian bawah mengecil dan dinamakan serviks uteri, sedangkan
bagian yang besar disebut corpus uteri (badan rahim). Dinding rahim
terdiri atas tiga lapisan, yaitu perimetrium, miometrium, dan endometrium.
Endometrium
menghasilkan banyak lendir dan mengandung banyak pembuluh darah. Lapisan inilah
yang mengalami penebalan dan akan mengelupas setiap bulannya, jika tidak ada
zigot yang menempel, yaitu saat terjadi menstruasi.
- Vagina
Vagina
berfungsi sebagai organ persetubuhan dan untuk melahirkan bayi. Organ tersebut
mempunyai banyak lipatan sehingga pada saat melahirkan dapat mengembang. Dalam
vagina terdapat lendir yang dihasilkan oleh dinding vagina dan oleh suatu
kelenjar, yaitu kelenjar bartholini.
3.
Proses Reproduksi pada Manusia
Seperti
organisme lainnya, manusia berkembangbiak secara seksual dan pada saat tertentu
akan membentuk sel-sel kelamin (gamet). Sel-sel kelamin yang dibentuk seorang
pria disebut sel mani (spermatozoa). Seorang pria dewasa menghasilkan lebih
dari seratus juta sel sperma setiap hari. Adapun sel-sel kelamin yang dibentuk
oleh seorang wanita disebut sel telur (ovum). Proses pembentukan spermatozoa
disebut spermatogenesis, sedangkan proses pembentukan ovum disebut oogenesis.
Kedua proses mengawali terjadinya perkembangbiakan pada manusia.
Pada
spermatogenis sel sperma yang bersifat haploid (n) dibentuk di dalam testis
melewati sebuah proses kompleks yang disebut dengan spermatogenesis.
Secara simultan proses ini memproduksi sperma matang di dalam tubulus
seminiferus lewat langkah-langkah berikut ini:
- Ketika seorang anak laki-laki mencapai pubertas pada usia 11 sampai 14 tahun, sel kelamin jantan primitif yang belum terspesialisasi dan disebut dengan spermatogonium menjadi diaktifkan oleh sekresi hormon testosteron.
- Masing-masing spermatogonium membelah secara mitosis untuk menghasilkan dua sel anak yang masing-masing berisi 46 kromosom lengkap.
- Dua sel anak yang dihasilkan tersebut masing-masing disebut spermatogonium yang kembali melakukan pembelahan mitosis untuk menghasilkan sel anak, dan satunya lagi disebut spermatosit primer yang berukuran lebih besar dan bergerak ke dalam lumen tubulus seminiferus.
- Spermatosit primer melakukan meiosis untuk menhasilkan dua spermatosit sekunder yang berukuran lebih kecil dari spermatosit primer. Spermatosit sekunder ini masing-masing memiliki 23 kromosom yang terdiri atas 22 kromosom tubuh dan satu kromosom kelamin (Y atau X).
- Kedua spermatosit sekunder tersebut melakukan mitosis untuk menghasilkan empat sel lagi yang disebut spermatid yang tetap memiliki 23 kromosom.
- Spermatid kemudian berubah menjadi spermatozoa matang tanpa mengalami pembelahan dan bersifat haploid (n) 23 kromosom. Keseluruhan proses spermatogenesis ini menghabiskan waktu sekitar 64 hari.
Oogenesis
merupakan proses pematangan ovum di dalam ovarium. Tidak seperti
spermatogenesis yang dapat menghasilkan jutaan spermatozoa dalam waktu yang
bersamaan, oogenesis hanya mampu menghasilkan satu ovum matang sekali waktu.
Mari kita simak prosesnya lebih lanjut:
- Oogonium yang merupakan prekursor dari ovum tertutup dalam folikel di ovarium.
- Oogonium berubah menjadi oosit primer, yang memiliki 46 kromosom. Oosit primer melakukan meiosis , yang menghasilkan dua sel anak yang ukurannya tidak sama.
- Sel anak yang lebih besar adalah oosit sekunder yang bersifat haploid. Ukurannya dapat mencapai ribuan kali lebih besar dari yang lain karena berisi lebih banyak sitoplasma dari oosit primer.
- Sel anak yang lebih kecil disebut badan kutub pertama yang kemudian membelah lagi.
- Oosit sekunder meninggalkan folikel ovarium menuju tuba Fallopi. Apabila oosit sekunder difertilisasi, maka akan mengalami pembelahan meiosis yang kedua . begitu pula dengan badan polar pertama membelah menjadi dua badan kutub kedua yang akhirnya mengalami degenerasi. Namun apabila tidak terjadi fertilisasi, menstruasi dengan cepat akan terjadi dan siklus oogenesis diulang kembali.
- Selama pemebelahan meiosis kedua, oosit sekunder menjadi bersifat haploid dengan 23 kromosom dan selanjutnya disebut dengan ootid. Ketika inti nukleus sperma dan ovum siap melebur menjadi satu, saat itu juga ootid kemudian mencapai perkembangan finalnya menjadi ovum yang matang.
- Kedua sel haploid (sperma dan ovum) bersatu membentuk sel zygot yang bersifat dipoid (2n).
Gambar
1.6 Spermatogenesis dan Oogenesis
Adapun
jika setelah ovulasi sel telur tidak dibuahi sel sperma, jaringan dinding rahim
yang telah menebal dan mengandung pembuluh darah akan rusak dan luruh
disebut haid (menstruasi). Peristiwa tersebut terjadi pada wanita
setiap ± 28 hari sekali. Luruhnya dinding rahim tersebut ditandai dengan
keluarnya darah melalui vagina.
B. Siklus Menstruasi
Satu
sel telur dihasilkan oleh satu ovarium setiap 28 hari. Apa yang
mengendalikan siklus tersebut? Beberapa perubahan dalam sistem reproduksi
dikendalikan oleh hormon. Hormon merupakan cairan kimia yang dihasilkan oleh
tubuh untuk mengendalikan proses-proses metabolisme dalam tubuh.
Perubahan
yang terjadi tiap bulan pada organ reproduksi wanita disebut siklus menstruasi.
Siklus menstruasi pada seorang wanita terjadi setiap periode tertentu, misalnya
28 hari. Namun demikian siklus menstruasi tersebut sangat bervariasi untuk tiap
individu, yaitu berkisar antara 20-40 hari.
Perubahan-perubahan
yang terjadi selama menstruasi menyangkut pemasakan sel telur dan penebalan
dinding rahim guna menerima sel telur yang telah dibuahi. Jika sel
telur di dalam ovarium masak, dinding rahim menebal.
Lebih
kurang pada hari ke 14 dari siklus menstruasi yang 28 hari, sel telur
dihasilkan dari ovarium, dan dikenal sebagai proses ovulasi. Sel telur tersebut
tetap hidup selama 24-48 jam, dan bergerak sepanjang saluran telur menuju ke
rahim atau uterus. Sel telur tersebut dapat dibuahi bila terdapat sperma yang
hidup dalam saluran telur selama 48 jam sesudah atau sebelum ovulasi. Jika sel
telur tersebut tidak dibuahi di dalam saluran telur, maka akan luruh (rusak).
Dinding rahim akan luruh dan terjadi pendarahan. Peristiwa tersebut terjadi setiap
bulan, dan dikenal sebagai menstruasi. Lamanya menstruasi
berlangsung selama 4-6 hari.
Saat
menstruasi berlangsung, sel telur yang lain mulai mengalami pemasakan. Rahim
juga mulai menebal sebagai persiapan menerima sel telur lain tersebut.
Menstruasi mulai terjadi saat organ perkembangbiakan seorang gadis mulai
masak.Pada sebagian besar gadis, menstruasi pertama terjadi pada usia 8-13
tahun, dan terus berlanjut sampai usia 45-55 tahun. Pada usia 50-an siklus
menstruasi menjadi tidak teratur dan berhenti untuk selamanya, peristiwa ini
disebut menopause.
C. Fertilisasi dan Perkembangan
Embrio
Apakah
kamu pernah mendengar tentang fertilisasi? Apa yang dimaksud dengan
fertilisasi? Fertilisasi adalah proses
pembuahan. Bagaimana proses fertilisasi terjadi dalam tubuh manusia? Coba
kamu pahami pembahasan berikut. Ovum matang dilepas ovarium dan ditangkap
rumbai-rumbai pada corong tuba fallopi. Jika ada sperma masuk, maka ovum
dibuahi sperma. Ovum yang sudah dibuahi membentuk zigot, kemudian zigot
bergerak menuju rahim. Jika ovum tidak dibuahi sperma, jaringan dalam dinding
rahim yang telah menebal dan banyak pembuluh darah akan rusak dan luruh
sehingga terjadi menstruasi.
Bersamaan
dengan terjadinya pematangan ovum, sel-sel dinding rahim tumbuh menebal dan
banyak pembuluh darah sehingga pada saat zigot datang dan menempel tidak
terjadi gangguan. Pematangan ovum dan penebalan dinding rahim dipengaruhi
hormon esterogen dan progesteron. Di rahim embrio berkembang selama 9 bulan
untuk menjadi bayi. Coba kamu perhatikan perkembangan embrio di bawah ini.
1.
Usia 4 minggu, sudah tampak pertumbuhan mata dan telinga.
2.
Usia 8 minggu, sudah terbentuk janin yang mirip dengan bayi, mulai tampak
tangan, jari tangan, hidung, dan kaki.
3.
Usia 10 minggu, panjang janin lebih kurang 6 cm dan sudah terlihat seperti
bayi. Ukuran kepalanya lebih besar dari pada ukuran badan.
4.
Usia 16 minggu, panjang janin telah mencapai 40 cm dan memilliki organ
yang sudah lengkap.
5.
Usia 40 minggu, janin sudah siap untuk dilahirkan.
Selama
dalam rahim, embrio mendapatkan nutrisi dari induknya melalui plasenta. Tahukah
kamu fungsi dari plasenta? Plasenta mempunyai fungsi sebagai berikut.
Menyalurkan zat makanan dari induk ke embrio. Mengalirkan zat-zat sampah dari
embrio ke dalam darah induknya. Melindungi janin dari berbagai zat racun atau
kuman penyakit.
- Menyalurkan zat makanan dari induk ke embrio.
- Mengalirkan zat-zat sampah dari embrio ke dalam darah induknya.
- Melindungi janin dari berbagai zat racun atau kuman penyakit.
D.
Gangguan pada Sistem Reproduksi
1. Sifilis
Sifilis
disebabkan oleh sejenis bakteri Treponema pallidium, bakteri ini biasa
ditularkan melalui kontak seksual, namun demikian bakteri ini juga dapat
ditularkan melalui jalan lain, misalnya bayi yang dilahirkan dari ibu penderita
sifilis. Penyakit ini akan ditandai dengan adanya luka pada alat kelamin dan
jika tidak segera diobati bakteri dapat merusak sel otak, melumpuhkan tulang
atau merusak jantung dan pembuluh darah.
2. Gonorea (kencing nanah)
Penyakit
ini disebabkan oleh bakteri Neisseria gonorrhoeae. Bakteri ini dapat
ditularkan melalui kontak seksual. Penderita gonorea akan merasakan sakit pada
saat urinasi, kadang-kadang urine mengeluarkan nanah, jika penderita gonorea
tidak diobati dapat merusak saluran reproduksi yaitu saluran sperma pada pria
dan saluran tuba falopii pada wanita sehingga dapat mengakibatkan kemandulan.
3. Herpes genitalis
Herpes
genetalis disebabkan oleh virus. Virus penyebab penyakit herpes genetalis
adalah Herpes simpleks. Gejala penyakit herpes genetalis, antara lain
timbulnya rasa gatal atau sakit pada daerah kelamin dan adanya luka yang
terbuka atau lepuhan berair.
4. HIV/AIDS
Kamu
pasti pernah mendengar tentang AIDS. Apa kepanjangan dari AIDS? Tahukah kamu
apa penyebab dari AIDS?
AIDS bukanlah penyakit pada sistem reproduksi. Namun, AIDS dapat
disebabkan karena adanya hubungan seksual, yang merupakan proses reproduksi
pada manusia, oleh penderita AIDS. AIDS (Acquired Immune-deficiency
Disease Syndrome) adalah penyakit yang dapat menyebabkan kematian. AIDS
disebabkan oleh virus HIV (Human Immunodeficiency Virus) yang mulai
dikenal pada abad ke-20. Berdasarkan data tahun 2004, AIDS menjadi epidemik
yang menyebabkan kematian di dunia sampai 3,1 juta jiwa.
Kamu
telah mengetahui bahwa AIDS disebabkan oleh infeksi HIV. Virus ini akan merusak
sistem kekebalan tubuh dengan cara menyerang sel darah putih. Seseorang yang
mengidap AIDS tidak dapat melindungi dirinya dari segala macam bibit penyakit.
Akibatnya, penderita bisa terserang berbagai penyakit.
Pada
awalnya, orang yang terinfeksi HIV tampak seperti orang yang sehat dan tidak
memperlihatkan gejala-gejala tertentu. Fase ini dapat terjadi selama 5-7 tahun,
tergantung dari kekebalan tubuh si penderita.
Pada
tahap selanjutnya, akan muncul gejala awal seperti hilangnya selera makan,
tubuh terasa lemas, dan badan berkeringat secara berlebihan pada malam hari.
Kemudian akan timbul bercak-bercak dikulit, terjadi pembengkakan kelenjar getah
bening, mengalami diare terus menerus, serta flu yang tidak sembuh-sembuh. Fase
ini berlangsung 6 bulan sampai 2 tahun. Tahap terakhir atau fase AIDS akan
terdiagnosa setelah kekebalan tubuh sudah sangat berkurang. Pada tahap ini
biasanya penderita mudah terserang penyakit TBC, pneumonia, herpes, gangguan
saraf, dan sebagainya. Kejadian ini berlangsung selama 3-6 bulan. Untuk
mengetahui apakah seseorang dinyatakan positif menderita AIDS, harus dilakukan
pemeriksaan laboratorium terhadap banyaknya jumlah sel T pada darahnya.
b. Penularan HIV
Tahukah
kamu cara penularan HIV?
Sebagian besar orang tertular HIV karena hubungan seksual. Virus HIV dapat
menyerang orang pemakai narkoba dan tato yang menggunakan jarum suntik dan
semprotan yang telah terkontaminasi oleh virus HIV. Penularan HIV juga bisa
melalui transfusi darah. Ibu hamil yang mengidap AIDS dapat menularkan virus
HIV pada janinnya. Penularan HIV sangat cepat sekali, seperti di Indonesia. Hal
ini disebabkan oleh pengguna narkoba semakin banyak, seks bebas, dan
perpindahyan penduduk yang tinggi. Untuk itulah, kita harus menanggapi dengan
serius dan sebisa mungkin mencegah penyebaran virus ini.
c.
Pencegahan HIV
Obat
penyakit AIDS belum ditemukan sampai saat ini. Satu-satunya jalan supaya
terhindar dari penyakit ini adalah meningkatkan iman dan taqwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa. Selain itu, AIDS dapat juga dicegah dengan cara sebagai
berikut.
- Menghindari hubungan seks bebas dengan orang yang menderita penyakit ini.
- Menghindari hubungan seks dengan orang yang pecandu narkoba.
- Mengadakan pemeriksaan laboratorium terhadap orang yang akan mendonorkan darahnya.
- Menjamin sterilitas alat suntik dan menggunakannya untuk sekali pakai.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar